Friday, February 19, 2016

Senja di Langit Kita

Hari ke Dua Puluh. Surat ke Dua Belas.

Tak terasa dua puluh hari sudah aku menulis surat cinta. Namun, aku sudah 8 kali absen tidak menulis karena terkadang aku sakit, terlalu sibuk mengikuti les, dan bahkan lupa akan menulis surat cinta. Kuharap 10 hari kedepan, aku bisa selalu menulis surat cinta. Semoga.

Hujan tak mampir hari ini. Hari ini cerah sekali disini. Diriku terasa hidup karena mentariku kali ini tidak tertutup awan hitam. Aku senang melihat langit begitu biru dan membuat siapa saja yang memandangnya menjadi penuh dengan rasa bersyukur. Tuhan, terima kasih hari ini kau mengurung hujan bersamamu diatas sana. Tapi, jangan biarkan hujan tak pernah turun, karena kami terkadang merasa panas dan rindu kedatangan hujan.
Senja kali ini memang cerah, tapi hatiku terasa ada awan hitam yang tengah bergemuruh hebat di dalam sana. Berkali-kali aku mencoba membuat otakku memerintahkan hatiku untuk memberhentikan badainya, tapi aku tak sanggup. Mungkin hatiku ingin berhenti, tapi dia hanya belum siap.

Kini, kau dan aku terpisah jarak yang semakin dekat, namun peraturanmu yang membuatku merasa jauh darimu. Kau dan aku sedang dalam uji coba ketahanan cinta yang pada umumnya anak-anak muda seumuran kita sudah terbang jauh ke arah masing-masing. Tapi, aku berusaha untuk slalu terbang mengikuti kemanapun arahmu ingin pergi. Kita layaknya sepasang burung gereja yang terbang bersama di senja hari ini. Mereka saling menguatkan, tapi terbang sendiri-sendiri. Itulah takdir.

Aku hanya merindukanmu. Aku hanya bisa memandang senja di langit. Karena aku yakin, kau disana juga memandang senja yang sama. Menjelajahi langit yang sama dengan kedua matamu yang teduh. Namun, bedanya, kali ini aku melihat langit senja bersama sedikit air mata yang tergenang di pelupuk mataku. Aku tak tahu bagaimana caranya memberhentikan badai didalam hatiku. Aku ingin hatiku seperti langit senja ini. Cerah dan bersih dari awan hitam yang gemar membelenggu kebahagiaan.

Pandanglah langit diatas sana, Jo.
Bisakah kau merasakan senja sepertiku?

Buat : Jo, yang sedang mengikuti kegiatan, disana.

No comments:

Post a Comment