Tuesday, May 24, 2016

Re-Telling of The Graduation

Surakarta, 14 Mei 2016

Akhirnya, hari ini datang juga. Hari yang aku persiapkan sejak jauh-jauh hari kemarin. Kesedihanku bertambah lagi semenjak kemarin aku melihat tenda dan panggung sudah mulai di tata dengan rapi. Pertanda perhelatan akan segera terlaksana. Acara ini bernama Graduation Ceremony. Orang-orang biasanya menyebutnya dengan nama Pelepasan, Wisuda atau yang lainnya. Hari ini aku dan teman-teman akan menjelajahi langkah baru. Langkah baru untuk masa depan masing-masing.

Langkah kaki masih terasa pegal bagi yang perempuan karena gladi kemarin, kami diminta latihan memakai sepatu heels. Alhasil, kaki kami yang tak biasa memakai sepatu hak tinggi ini terasa pegal. Tapi, acara harus tetap berlangsung. Hari ini adalah hari yang aku nantikan. Kami lulus. Banyak kamera yang menyorot acara ini. MC membacakan urutan-urutan acara. Aku dulu pernah menjadi MC di acara ini. Begitu kata hati kecilku yang sebenarnya dari kemarin sudah menahan kesedihan yang mendalam. Kami berbaris dengan rapi memasuki tempat upacara kelulusan. Akhirnya aku bisa merasakan duduk disini. Setelah sekian lama hanya melihat kakak kelasku diwisuda pada setiap tahun pelajaran akan berakhir.

Prosesi Lempar Toga!
Lalu, beberapa saat setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Alfirdaus (sekolahku), akhirnya prosesi wisuda tiba. Saat namaku dipanggil, melangkahkan kaki untuk maju ke hadapan para hadirin upacara, kemudian membungkukkan tanda hormat, dan maju ke panggung untuk di beri medali dan sebuah selongsong. Ketika aku mencium bendera Sang Merah Putih, air mata mulai menetes dan tak terbendung lagi. Bunda Eny, begitu aku memanggilnya, mengalungkan medali dan aku bisa melihat rasa haru yang tertahan di matanya agar tidak jatuh dipipinya. Beliau menciumku dan memelukku tanda menguatkan anak-anaknya yang sebentar lagi melanjutkan langkahnya. Aku bergeser ke arah Ibu Kepala Sekolahku, Ibu Rini. Beliau menyematkan pin kenang-kenangan yang bertuliskan "The Best of Writer". Ya Tuhan, aku tak dapat mencegah air mataku lagi saat Bu Rini mengatakan :

"Calon ibu guru, jadi penulis yang hebat ya nak, cerdaskan anak-anak lewat tulisanmu."

 

Mengenakan Toga kebanggaan sekolah!
 Singkat. Tapi cukup untuk membuatku terisak seraya menahan air mata yang kemudian menetes kecil di pipiku. Kata-kata itu cukup membuat semangatku untuk menjadi seorang pengajar semakin kuat. Hari ini aku melihat raut muka kesedihan bercampur rasa syukur terlukis disana, diwajah teman-teman. Tak apa, kawan. Hari ini kita lulus. Kesedihan itu biarlah menjadi rasa pelengkap untuk hari ini. Banyak sekali kenangan yang kita ukir disana-sini. Diantara pilar-pilar gedung sekolah kita.

Hari ini aku wisuda. Aku resmi lulus. Hari ini, mengingatkan hari-hari yang kuhabiskan selama 6 tahun berada di sekolah yang selama ini merengkuhku dalam pelukannya untuk mencerdaskanku.

Aku akan selalu merindukan sepoi angin yang dengan lembutnya membelaiku yang lelah dengan pelajaran yang semakin hari semakin sulit dimengerti.
Suasana kantin yang penuh sesak saat jam istirahat,
Canda tawa konyol yang tumpah di pojokan koridor lantai 3.
Semua itu, hari kemarin, 6 tahun kemarin,

Biarlah abadi.

Forever,
Megan Nina Sasarilia.