Tuesday, April 14, 2015

Jarak.

Hari ke Dua Puluh Enam. Surat ke Tujuh.

Teruntuk : Lelaki yang menyukai Jarak.

Ada saat dimana kau dan aku harus menjauh. Terhalang belasan kilometer di depan mata.
Ada kalanya aku harus membiarkanmu pulang. Meninggalkan rumahku yang teramat jauh dari kediamanmu.
Saat kau mulai menengok jam dinding yang menempel mesra dengan tembok bercat abu-abu.
"Aku mau ke kopdar dulu. Sudah terlalu malam. Lihat matamu, sudah ngantuk ya?" begitulah kalimat tanyamu yang khas ku dengar di setiap sabtu malam. Aku hanya mengangguk.
"Aku memang sudah ngantuk, tapi aku ingin kau disini lebih lama." jawabku.
"Jangan begitu. Besok aku datang lagi. Sekarang aku kopdaran dulu," Timpalnya seraya gelengan kepala. "nanti aku kabarin."
"Baiklah. Jangan pulang malam-malam."
"Aku mencintaimu." katanya. "Aku juga."
Berpelukanlah kami di dekat motor yang terparkir di depan gerbang rumahku. Lalu, dia mulai meninggalkan rumahku dengan kecepatan rendah. Memperlihatkan punggung lelaki yang proporsional. Aku tak segera masuk rumah, namun aku menunggunya hingga menghilang di belokan gang. Sesungguhnya, aku ingin menghabiskan malam bersamanya.

Jarak, andai saja kau bisa kutarik supaya mendekat kepadaku.
Aku ingin dia selalu berdekatan denganku.
Bisakah? Bila tak ada jarak, tak akan ada yang namanya perjalanan 'kan?
Namun, aku tahu Jarak adalah hal yang paling kau sukai, Joey.

Dari Megan, yang menyukai jarak juga. tapi tak seperti kau.

Sunday, April 12, 2015

Sudah Berumur 17 Tahun; sekarang.

Hari ke Dua Puluh Empat. Surat ke Enam.
Yang tercinta, 17 Tahun.
Selamat datang 17 Tahun. Sesungguhnya, aku ingin menulis surat kemarin, namun jemariku sudah terasa lelah karena membalas ucapan-selamat-ulang-tahun kepadaku. Maaf ya, aku tidak bisa mengirim surat tepat waktu. tetapi tak apa 'kan bila aku mengirim mu surat hari ini?
17 Tahun. Angka yang biasanya ditunggu-tunggu kebanyakan remaja; termasuk pula aku. Kali ini aku sangat bersyukur karena aku bisa bertemu dengan orang yang mencintaiku dan aku mencintai nya juga.
Air mataku tak bisa ku bendung lagi saat aku membaca harapan dari orang-orang disekitarku. Meneteslah air mataku bersama rasa syukur yang mengalir di antara partikel cair airmata. Sebenarnya aku merasa kehilangan juga. Mengapa nenek ku tak bisa melihatku yang kini sudah berusia yang seharusnya bisa memiliki KTP? Mungkin dia bisa menyaksikan kebahagiaanku dari Surga.
Tuhan, terimakasih karena Kau memberiku hidup yang begitu aku cintai. Aku tak akan pernah melewatkan 1 detik pun hidup yang telah Kau berikan.
Terimakasih karena telah mempertemukan aku dengan orang yang begitu menyayangiku.
Untuk Bapak, Ibu, Logan, dan Rama. Keluargaku yang terkadang penuh tawa.
Untuk Mama&Papa Igan, Roni, Indah, Iyek dan Martin. Keluarga terdekat setelah itu.
Untuk Joey Anung Aninditya. Kekasih romantis sekarang untuk selamanya.
Untuk Naafira. Pengucap ulang tahun pertama.
Untuk Faza, Fakhri, Mira, Troy. Orang asing yang terasa dekat.
Untuk Wiwik, Nafi, Natiqa, Novi, Devi, Dhilla, Pasya, Nabila, Dina, Adit, Jyesta, Rafi, Satrio.Teman gila yang pernah kumiliki.
Untuk Kania, Nana, Winy, Titah. Orang yang suka tertawa setiap harinya.
Untuk orang-orang yang memberiku ucapan. Terima kasih.
Terima kasih atas semua doa yang kalian berikan kepadaku. Semoga Tuhan mendengar doa kalian dan mengabulkannya. Seperti yang kalian tahu, Tuhan itu Maha Mendengar. :)
Selamat Ulang Tahun. Semoga kau bisa lebih baik.
Salam Hangat.
Dari Megan. Yang kemarin berumur 17 tahun.

Friday, April 10, 2015

Yang ke Tujuh Belas.

Hari ke Dua Puluh Dua. Surat ke Lima.

Teruntuk : 11 April; esok hari.

Hai 10 April, mungkin hari ini adalah saat yang kau tunggu-tunggu setelah menunggu dari awal Januari kemarin. Tahun ini merupakan tahun yang manis dalam hidupku. Karena tahun ini aku berulang tahun menjadi 17 tahun. Umur yang menurut orang-orang istimewa, mungkin sudah saatnya punya KTP.

Beberapa bulan yang lalu, aku pernah di beri tahu oleh kakak ibuku. Katanya, setiap hari ulang tahun ke 17, pasti harinya sama juga saat 17 tahun yang lalu. memang, aku lahir di hari sabtu. Dan besok saat aku berulang tahun yang ke 17, jatuh di hari yang sama saat aku lahir.

Tuhan, Terima kasih telah memberiku hidup hingga 17 tahun.
Tolong berikan yang terbaik bagiku.
Terima kasih telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang aku cintai.


17 tahun, aku datang.
Dari Megan, yang kurang lebih 4 jam lagi berumur 17 tahun.

Monday, April 6, 2015

Penghujung Desember

Hari ke Delapan Belas. Surat ke Empat.

Teruntuk : Laki-laki yang kutemui di penghujung bulan Desember.

selamat malam April.
Mungkin kau tidak terlalu dekat dengan Desember. Desember adalah anak terakhir dari 12 bulan dalam 1 tahun. sedangkan kau (re : April) adalah ke 4. kau adalah kakak, April. Tapi, di tahun 2014 kemarin, tepatnya bulan Desember. Aku bertemu dengannya. Seseorang yang bagiku sangat asing.
Aku bertemu dengannya di sebuah malam yang dingin dan melelahkan.

Saat itu aku menjadi salah seorang panitia di acara sekolah. Anak sibuk. Anak malam. Begitu ungkapan yang sering ku dengar dari lontaran bibir Ibu tentang diriku di akhir tahun 2014. Tapi aku nekat saja, aku peduli dengan acara itu. bersama teman-teman, aku mengadakan diskusi di sekolahku hingga pukul 9 malam.

Ada seorang laki-laki yang tak kukenal. Baru kali ini aku bertemu.
Dibawah siraman lampu sekolah yang remang, aku menyapa : "Hai." yang kusapa hanya menjawab dengan senyuman tak jelas. Mungkin karena tak ada cahaya, aku tak bisa melihat senyumannya.

Joey. Itulah namanya. Nama yang asing bagiku. Aku tak pernah mengira bila ada seorang laki-laki yang bernama Joey. Namun, Tuhan membebaskan aku dari kebutaan sosial yang mengira tidak ada nama itu di seorang lelaki dengan cara yang manis; mempertemukan aku dengannya.
Kupikir aku menyukai nya sejak itu. sejak Desember.

Desember, mungkin kau adalah anak terakhir di 1 tahun. Tapi, kau membawakan sebuah cerita baru bagiku; perempuan yang tidak mengira ada seorang laki-laki yang bernama Joey.

Untuk Joey. Aku mencintaimu.

dari Megan,
perempuan yang terpaut jarak 30 km darimu.

Wednesday, April 1, 2015

Bulan ke Empat

 Hari ke Tiga Belas. Surat ke Tiga.

Teruntuk : April. Bulan ke Empat.

Hai. Aku kembali setelah hari-hari kemarin aku berkutat dengan lembaran tissue untuk memeras hidungku yang dipenuhi dengan cairan flu mengganggu.

Hari ini, April dimulai.

Kata mereka, April berasal dari kata aperire yang artinya membuka. Dalam istilah romawi, bulan April merupakan penghormatan yang ditujukan kepada Dewi Venus. Dewi venus?
Bulan ini, tepatnya hari ke-sebelas dari awalan bulan, genap sudah aku berumur umur-yang-sudah-harus-punya-KTP. 17 tahun. Aku sering kali mendengar kicauan orang-orang diluar sana tentang tradisi mempunyai acara hajatan besar; sweet seventeen party.
Selama ini aku hanya menjadi tamu yang datang, kemudian tanda tangan dengan 1 tanganku membawa kado spesial bagi si tuan rumah. Tak lupa bersolek anggun dengan balutan kain membungkus mahkota hitam yang terdiri dari helai-helai hitam (re : rambut)

Namun, aku tak perlu membuat hajat besar-besaran. bagiku, saat aku sudah berumur 17 tahun dan aku menjalin hubungan dengan seorang lelaki yang sehari-hari kupanggil sayang. Hari ini, tanggal 1 untuk yang kedua. 2 bulan yang lalu, aku dan dia membuat sebuah ritual khas anak muda bila sudah mendekatkan diri satu sama lain.

kau tahu apa itu.

April, bawalah sesuatu yang manis.
Untuk aku yang akan berulang tahun 10 hari lagi.