Tuesday, April 14, 2015

Jarak.

Hari ke Dua Puluh Enam. Surat ke Tujuh.

Teruntuk : Lelaki yang menyukai Jarak.

Ada saat dimana kau dan aku harus menjauh. Terhalang belasan kilometer di depan mata.
Ada kalanya aku harus membiarkanmu pulang. Meninggalkan rumahku yang teramat jauh dari kediamanmu.
Saat kau mulai menengok jam dinding yang menempel mesra dengan tembok bercat abu-abu.
"Aku mau ke kopdar dulu. Sudah terlalu malam. Lihat matamu, sudah ngantuk ya?" begitulah kalimat tanyamu yang khas ku dengar di setiap sabtu malam. Aku hanya mengangguk.
"Aku memang sudah ngantuk, tapi aku ingin kau disini lebih lama." jawabku.
"Jangan begitu. Besok aku datang lagi. Sekarang aku kopdaran dulu," Timpalnya seraya gelengan kepala. "nanti aku kabarin."
"Baiklah. Jangan pulang malam-malam."
"Aku mencintaimu." katanya. "Aku juga."
Berpelukanlah kami di dekat motor yang terparkir di depan gerbang rumahku. Lalu, dia mulai meninggalkan rumahku dengan kecepatan rendah. Memperlihatkan punggung lelaki yang proporsional. Aku tak segera masuk rumah, namun aku menunggunya hingga menghilang di belokan gang. Sesungguhnya, aku ingin menghabiskan malam bersamanya.

Jarak, andai saja kau bisa kutarik supaya mendekat kepadaku.
Aku ingin dia selalu berdekatan denganku.
Bisakah? Bila tak ada jarak, tak akan ada yang namanya perjalanan 'kan?
Namun, aku tahu Jarak adalah hal yang paling kau sukai, Joey.

Dari Megan, yang menyukai jarak juga. tapi tak seperti kau.

No comments:

Post a Comment