Buat : Yang tercinta, Teman-teman angkatan 6 SMA Alfirdaus.
Hei, jangan bosan-bosan mendengar permintaan maafku karena aku tidak bisa menulis kemarin. Kemarin sore, aku menyempatkan waktuku untuk berkumpul bersama teman-teman di sebuah kafe yang biasanya kami sebut sebagai wedangan. Tawa kami pecah dan kurasa kitalah yang membuat kafe itu semakin ramai. Itulah yang membuatku tak bisa menulis surat kemarin. Aku ingin menggunakan waktu yang singkat itu bersama mereka. Karena aku tahu betul, setelah melepaskan masa putih-abuabu nanti, berkumpul bersama menjadi hal yang mustahil.
"Kita" di Upacara Pembukaan Tahun Pelajaran Baru. |
Tapi, momentum yang paling dekat adalah Ujian Nasional. Sebentar lagi. Kurang lebih 36 hari lagi. Gunakan waktu itu sebaik mungkin, kawan. Kita tidak hanya memikirkan Ujian Nasional saja, tapi mau melangkah kemana setelah lulus ini. Pikirkan matang-matang, kawan. Jika sudah lulus nanti, aku tidak akan pernah melupakan kalian, walaupun ketika kuliah akan banyak orang yang datang dan membawa cerita yang baru, namun cerita bersama kalian akan menjadi cerita yang tak pernah usang sampai kapanpun. Masalah demi masalah kita hadapi bersama dan kita menguatkan satu sama lain. Itulah yang menguatkan kita; Masalah.
Kuatkan dirimu, kawan. Bersiaplah untuk hidup yang lebih keras diluar sana. Jangan lupakan tentang kegilaan yang kita alami selama masa SMA. Buatlah dirimu menjadi seseorang yang hebat setelah ini, berikan sebuah kebanggan atas pertemanan kita selama ini. Terima kasih sudah membuatku sadar betapa berharganya sebuah persahabatan dan rasa kekeluargaan selama ini. Kita memang berjumlah sedikit, tapi dibalik jumlah sedikit itu, aku merasa ada kekeluargaan yang sangatlah erat dan tak akan lekang oleh perubahan zaman. 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jaga dirimu baik-baik, jangan pernah jauh dari Tuhan. Tanpa Tuhan, kita tak akan bisa setegar ini. Jagalah cinta yang kalian punya, seperti kalian menjaga sebuah persahabatan. Maka, bersiaplah!
Salam hangat,
Dari : Megan, orang teraneh di antara kita.
No comments:
Post a Comment