Saturday, February 20, 2016

Salam Cinta dari Siluet

Hari ke Dua Puluh Satu. Surat ke Dua Belas.

Teruntuk : Kamu, yang menjadi bayangan dihidupku.

Hitam. Berada tepat di belakang bayangan. Bergerak kemanapun kau beranjak. Itulah aku. Yang berusaha mengikuti aliran darahmu yang tak sesuai dengan aliran darahku. Bukannya memaksa, tapi aku ingin berusaha mencari celah dirimu yang bisa kususupi. Hatimu. Itulah tempat yang bisa kususupi dengan sedikit rasa cinta dariku. Tapi, terkadang hatimu menolaknya. Tak apa. Aku ini hanyalah siluet yang biasanya kau pikir aku tak pernah ada, padahal diriku selalu ada didekatmu.

Kau adalah bayangan. Selalu ada bagiku, namun abstrak dan tak dapat ku genggam. Semakin aku berlari mengejarmu, kau selalu ada di depanku dan tak pernah ada di sampingku. Dan aku adalah siluetmu. Selalu nyata, namun tak pernah kau sadari kehadirannya. Perasaan lelah mengikuti alurmu yang begitu berbeda denganku, membuatku ingin mundur beberapa langkah dan kemudian berhenti mengikutimu. Toh, kalau aku pergi, tak merubah apapun 'kan? Aku begitu mencintaimu sampai aku tak peduli dengan jeritan hati kecilku yang terus saja meronta kelelahan. Suara hatiku itu tak mampu meruntuhkan dinding tebal yang ku bangun bersama kepercayaan dan cinta selama ini. Kubangun dinding tebal itu hanya untuk menjaga arusmu yang deras. Menjaga cinta dan kepercayaan kita berdua.
Tapi ternyata, dirimu lah yang menghancurkan dinding yang ku buat sendiri.

Bersama surat cinta ini, aku ingin mengucapkan salam cinta kepadamu, Bayangan. Aku ini hanya siluet. Tapi tanpa kehadiran siluet, tak akan ada bayangan yang tercipta dengan sempurna. Ketahuilah, rasa cinta yang ada bersama siluet tak berharga ini masih tersedia. Ruang kosong bagimu juga masih luas. Akan ada ruang dan kesempatan bagi seseorang yang ingin datang. Kita sama-sama tahu, kita berdua tercipta dari secercah sinar. Tanpa sinar, kita berdua tak akan pernah ada. Lalu, bolehkah aku mengibaratkan sinar itu adalah cinta? Karena, tanpa cinta tak akan ada sebuah titik temu yang dapat menyatukan aliran yang berbeda dari diri kita berdua.

Percayalah, cinta akan mempertemukan kita pada sebuah kesepakatan.

Salam,
Dari Megan, Siluet Abadimu.

No comments:

Post a Comment