Wednesday, February 24, 2016

Mencinta dengan Jarak

Hari ke Dua Puluh Lima. Surat ke Enam Belas.

Buat : Joey Anung, yang akan menjadi dokter untukku.

Hei, sampai sejauh mana usahamu menuju cita-cita yang ingin kau tuju? Sering kulihat disaat kau diam hanya menatap layar laptop yang memunculkan banyak tulisan disana. Dahimu berkerut menandakan ada hal yang ingin kau cari. Ketika kutengok apa yang kau lihat, rupanya kau sedang mencari universitas yang cocok denganmu. "Aku mau masuk kedokteran disini. Doakan ya, sayang." Itulah kata-kata yang sering sekali aku dengar dari bibir tipisnya seraya menunjuk logo kampus yang ingin dia tuju.
Aku tahu, kau ingin mendaftarkan dirimu di kampus yang berada diluar kota. Aku menjawabnya dengan membelai punggung tangannya yang jauh lebih besar dari pada tanganku seraya menatap kedua matamu yang menjadi tempatku melepas rindu. Kulihat ada keinginan yang teramat kuat dibalik tatapan matanya yang mampu menghunus hatiku hingga ke dasar perasaanku. Tatapan itulah yang membuatku akhirnya menjawab ya.

 Aku tak dapat membayangkan, apa jadinya diriku bila kita tidak berada dalam satu regional. Lalu, aku harus apa? Menitikkan air mataku pun tak dapat membuat langkahmu terhenti. Sudahlah, berikan dia kepercayaan. Hanya itu yang mampu ku lakukan untuk membuat diriku tidak dihampiri pikiran-pikiran yang bisa menjadi bumerang bagiku.

Mendoakanmu. Itulah yang dapat kulakukan untukmu, sayangku. Kita sama-sama mengerti, menjadi seorang dokter bukanlah hal yang mudah. Sebentar lagi kita akan terpaut jarak yang jauh, sayang. Kuberikan potongan hati yang kupunya hanya untukmu. Jagalah. Karena, menurutku kau ada di dunia ini hanya untukku. Semoga pikiranku itu benar, sayang. Beberapa tahun lagi, kau akan disapa dengan sapaan Pak Dokter. Maka, bersiaplah, jo.
Kejarlah mimpimu. Karena mimpi yang ada sejak kau masih ingusan sebentar lagi akan kau jalani.
Sejauh apapun kau berada, aku tetap mencintaimu. Kita memang sama-sama tidak menyukai jarak, tapi aku harus tetap mencintaimu dengan jarak yang Tuhan berikan.

Salam,
Megan, yang mencintaimu.

No comments:

Post a Comment