Saturday, March 21, 2015

Diajeng.

Hari kedua. Surat kedua.

Untuk si Juru Bahasa Jawa.

Hai. Apa kabarmu setelah kita lama tak berkirim pesan singkat? Dulu, biasanya kau selalu menyapaku dengan sebutan orang Jawa yang asing bagiku. Namun, aku begitu bahagia karena kau memberiku sebutan itu.  
 
Diajeng. Berasal dari tata bahasa Jawa yang berarti Mbak. Sebelumnya aku tak tahu apa itu artinya. Tapi, kau dengan sabar mengajari aku; tentang apa itu Diajeng.
"Kalau kamu memanggil aku Diajeng, aku menjawabnya dengan apa?"
"Jawablah dengan sebutan Kang Mas." Jawabnya.

Kang Mas. Lucu juga bila ada sepasang kekasih yang memberi "panggilan kesayangan" Kang mas dan Diajeng. Tapi, dia 'kan hanya seorang temanku. Ingat, dia hanya temanku. Semenjak saat itu, aku selalu memanggilnya Kang Mas. Begitu pula dia, memanggilku dengan sebutan Diajeng.

Aku selalu merindukan itu. Bila sesuatu dirindukan oleh seseorang, maka sesuatu yang dia rindukan selama ini telah lenyap. Dan mungkin dia akan kembali, atau mungkin tak akan pernah kembali.
Selamanya.

Siapa lagi yang akan memanggilku Diajeng? Kalau bukan kau?
Aku (sebenarnya) merindukanmu.

salam,
Dari yang kau panggil Diajeng.

No comments:

Post a Comment